Aliran -
Aliran Filsafat Pendidikan
Rizki hafid al aziz[1]
A.
Aliran Filsafat Pendidikan
1.
Pengertian Progresivisme
Progresivisme menurut
bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan
secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu
aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas
yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa,
sehingga mereka dapat berfikir secara sistematis melalui care-care inilah
seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan perbuatan kesimpulan menuju
pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan
masalah yang dihadapi.
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan
kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan
dapat menghadapi dan mengatasi maslah-masalah yang bersifat menekan atau
mengancam adanya manusia itu sendiri. Aliran progresivisme juga memiliki
sifat¬sifat umum yaitu Sifat Negatif dan Sifat Positif. Inti dari proses
pendidikan bagi aliran progresivisme ini terdapat pada anak didik, karma anak
didik dalam konsepnya merupakan manusia yang memiliki potensi rasio dan intelektual
yang akan berkembang berdasarkan kondisi pendidikan. Aliran ini beranggapan
bahwa belajar merupakan proses yang bertumpu pada kelebihan akal manusia yang
bersifat kreatif dan dinamis sebagai potensi dasar manusia dalam memecahkan
berbagai masalah dalam kehidupannya. Jadi, aliran ini sangat menjunjung tinggi
individualitas anak didik, selain itu juga is menjunjung tinggi sikap
sosialitas, sehingga corak aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada
kooperasi dari pada kompetisi.
2. Pengertian Esensialisme
Aliran filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Aliran Esensialisme
ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas
dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah,
mudah goyah, kurang terarah, tidak menentu dan kurang stabil.
3. Pengertian Perenialisme
Aliran perenialisme memandang bahwa keadaan sekarang adalah
sebagai zaman yang sedang ditimpa krisis karena ditimpa kacau, kebingungan dan
kesimpang siuran. Adapun jalan yang ditempuh adalah dengan cara regresif, yakni
kembali kepada prinsip umum yang ideal yang disajikan dasar tingkah pada zaman
kuno dan abad pertengahan. Tujuan
dari pada pendidikan yang hendak dicapai oleh para ahli tersebut di atas adalah
untuk mewujudkan agar anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya
sendiri. Jadi
dengan akalnya dikembangkan maka dapat mempertinggi kemampuan akal pikirannya.
Dari prinsip-prinsip pendidikan perenialisme tersebut maka perkembangannya
telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk
sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi.
B. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam
pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita
dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme,
essensialisme, dan progresivisme.
Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa
berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai
terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk
kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi
dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan
kurikulum.
C. Perbedaannya :
Perenialisme lebih
menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan
budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan
kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini
menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada
tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai
dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama
halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.
Progresivisme
menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta
didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan
bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme,
dan progresivisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap
pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat
progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan
Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalampengembangan
Model Kurikulum Interaksional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar