HADITS TENTANG KEJUJURAN
MEMBAWA KEBAIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah HADITS
Disusun
Oleh : Kel. 6
Agus Fuadi
Arif Rohmawan
Aris Utomo
Erfani
Mahmud Wiyono
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
DIPONEGORO TULUNGAGUNG
TAHUN 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik
dibandingkan makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Manusia lebih sempurna
dibandingkan dengan binatang. Berbeda dengan binatang, manusia diberi oleh
Allah berupa fitriyah, khawasiyah, dan akliyah. Dengan menggunakan akliyah
manusia dapat membedakan baik dan buruk sehingga dapat memilikib ahlak yang
terpuji dan ahlak yang tercela.
Sebagai manusia yang sempurna dan sebagai khalifah di muka bumi ini maka
manusia di tuntut untuk beraklak terpuji karena dengan aklak terpuji maka
manusia akan selamat di dunia dan akhirat dan hendaklah berakhlak terpuji
dimanapun berada dimulai dengan berbuat baik terhadap diri sendiri ,lingkungan
keluarga dan masyarakat, dan salah satu akhlak terpuji yang harus dimiliki
setiap manusia adalah besikap jujur karena kejujuran itu membawa kebaikan.
sebagai mana
sabda Nabi SAW:
عن
أبى ذرّجندب بن جنادة وأبى عبدالرحمن معاذبن جبل رضي الله تعالى عنهما عن رسول
الله صلى الله عليه وآله وسلم قال:
إِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَاَتْبِعِ السَّيِئَةَ اْلحَسَنَةَ تَمْحُهَا
وَخَالِقٍ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
Artinya :”Berkata Abu Dzar Jundub
bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’adz r.a., RAsulullah saw. Bersabda:
“Bertaqwalah pada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah keburukan itu
dengan kebaikan yang akan menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan akhlak
yang baik.” (H.R. Tirmidzi)
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kejujuran membawa kebajikan?
2. Apa dasar atau hadist tentang kejujuran?
3. Apa manfaat kejujuran?
C.
Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian kejujuran membawa
kebajikan.
2. Mengetahui dasar atau hadist tentang
kejujuran.
3. Mengetahui manfaat kejujuran.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian jujur
Jujur adalah sebuah kata yang telah
dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin
sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Dengan memahami
makna kata jujur ini maka mereka akan dapat menyikapinya. Namun masih
banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara
samar-samar. Indikator kearah itu sangat mudah ditemukan yakni masih
saja banyak orang belum jujur jikadibandingkan dengan orang yang
telah jujur. Berikut ini saya akan mencoba memberikan penjelasan
sebatas kemampuan saya tetang makna dari kata jujur ini.
Kata jujur adalah kata yang
digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Jika ada seseorang
berhadapan dengan sesuatu atau fenomena maka orang itu akan
memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut.
Jika orang itu menceritakan informasi tentang
gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan
realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Kejujuran
merupakan suatu pondasi yang mendasari iman seseorang, karena sesungguhnya iman
itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah. Jika dari hal yang kecil
saja ia sudah terlatih untuk jujur maka untuk urusan yang lebih besar ia pun
terbiasa untuk jujur.
Menjadi orang jujur atau pendusta merupakan
pilihan bagi setiap orang, dan masing-masing pilihan memiliki konsekuensinya
sendiri. Bagi orang yang memilih menjalani hidupnya dengan penuh kejujuran
dalam segala aspek kehidupannya, maka ia akan memiliki citra yang baik di mata
orang-orang yang mengenalnya. Ketika seseorang selalu berkata jujur dan
berbuat benar, maka akan diterima ucapannya di hadapan orang-orang dan diterima
kesaksiannya di hadapan para hakim serta disenangi pembicaraanya. Sebaliknya,
bagi mereka yang selalu berlaku dusta dalam hidupnya, maka ia tidak akan
memliki pandangan yang baik oleh orang-orang di sekitarnya.
حديث
عبدالله بن مسعود رضي الله عنه عن النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم قل : إِنَّ
الصِّدْقَ يَهْد إِلَى اْلبِرِّ وَإِنَّ اْلبِرَّ يَهْدِي إِلَى اْلجَنَّةِ وَ
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيْقًا. وَإِنَّ اْلكِذْبَ
يَهْدِي إِلَى اْلفُجُوْرِ وَ إِنَّ اْلفُجُوْرِ يَهْدِي إِلَى النَّارِ. وَ إِنَّ
الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ خَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.
(أخرج
البخارى فى : 78- كتاب الأدب :69 باب قول الله تعالى : ياأيها الذين
امنوااتقواالله وكونوا مع الصادقين)
a.
Terjemah
Hadits: ”Abdullah ibnu Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga,
dan seseorang itu berlaku benar sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang
yang siddiq (yang sangat jujur dan benar). Dan dusta menuntun kepada curang,
dan curang itu menuntun ke dalam neraka. Dan seorang yang dusta sehingga
tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
(Dikeluarkan oleh
imim Bukhari dalam kitab ”Tatakrama” bab: firman Allah Ta’ala: Hai orang-orang
yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kamu semua bersama
orang-orang yang benar).
b.
Tinjauan
Bahasa
الصِّدْقُ :
Dalam ucapan berarti lawan dari bohong
Dalam niat berarti ikhlas; dalam janji
berarti menepatinya; dalam kelakuan berarti tidak melakukan kejahatan;
baik secara sembunyi-sembunyi maupun zahir. Kalau dalam berbagai hal shiddiq (benar)
Dinamakan الصِّدِّيْقُtetapi kalau benar dalam berbagai
sifat saja dinamakan الصَّادِقُ
اَلْبِِرُّ : Sebutan yang mencakup segala kebaikan
يهدي :
Menuntun, membawa
اَلْفُجُو
رُ : Lawan (kebalikan) dari اَلْبِرُّ
c.
Penjelasan
Sebagaimana
diterangkan di atas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan kepada
orang yang jujur, baik di dunia maupun di akhirat. Ia akan dimasukan ke dalam
surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orang
yang sangat jujur dan benar. Bahkan dalam Al-qur’an dinyatakan bahwa orang yang
selalu jujur dan selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang
bertaqwa:
Artinya :” Dan orang
yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang
yang bertakwa.”
(Q.S. Az- Zumar : 33)
Hal itu sangat pantas
diterima oleh mereka yang jujur dan dipastikan tidak akan berhianat kepada siap
saja, baik kepada Allah SWT, sesama manusia, maupun dirinya sendiri. Orang yang
jujur akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya,
serta mengikuti segala sunah Rasulullah SAW, karena hal itu merupakan janjinya
kepada Allah ketika mengucapkan dua kalimah syahadat.
Dengan kata lain,
orang jujur akan menjadi orang yang paling taat kepada Allah SWT. Dalam sebuah
riwayat disebutkan tentang seorang badui yang meminta nasihat kepada Rasulullah
SAW. Belilau hanya berkata “jangan bohong” perkataan Rasulullah SAW terus
mengiang–ngiang ditelinga sang badui sehingga setiap kali dia akan melakukan
perbuatan tercela, dia berfikir bahwa Rasulullah pasti akan menanyakannya dan
dia harus jujur. Dia pun tidak jadi melakukan perbuatan terlarang tersebut.
(Syafe’i: 2000: 81-84)
2: 381-382)
- Hadits tentang kejujuran membawa kebaikan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ
يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ
يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ
كَذَّابًا (متفق عليه)
Artinya:
Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw.
Bersabda: “sesungguhnya shidq (kejujuran) itu membawa kepada kebaikan, Dan
kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga
ia ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya
dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka.
Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai
pendusta”. (Muttafaqun
‘Alaih).[4]
عن
عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ
يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى
الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ
فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ
النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ
عِنْدَ اللهِ كذاباً رواه مسلم .
Abdullah
bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena
sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan
kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga
ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta
karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu
menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk
berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586
Perowi
hadits:
Dia
adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud salah seorang Assabiqun Al-awalaun
(golongan yang pertama-tama masuk Islam), termasuk kalangan sahabat utama dan
ahli fiqih, hafal dari Rasulullah saw 70 surat. Meninggal di Madinah tahun 32 H
dalam usia 60 tahun
Makna
Secara Umum:
Dalam
hadits ini mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam
perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta
dan berusaha untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan
upaya untuk memperoleh, akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.
Hadits
diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana ujung-ujungnya akan
membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukan akan besarnya keburukan
dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.
Faedah
Yang Bisa Diambil dari Hadits:
1. Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang
dianjurkan oleh Islam.
2. Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan
orang sesuai dengan isi hatinya.
3. Jujur merupakan sebaik-baik sarana
keselamatan di dunia dan akhirat.
4. Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai
di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
5. Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan
keselamatan di dunia dan akhirat.
6. Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar
tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.
7. Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang
Islam.
8. Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat
dusta.
A. DALIL AL-QUR’AN
Dalam AlQur’an telah di sebutkan beberapa ayat tentang kejujuran antara lain adalah:
1. Surat Al-Anfal ayat 58
2. Surat An-Nahl ayat 105
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang
tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta.
3. Surat At-Taubah ayat 119
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang jujur (benar)
B. DALIL AL-HADIST
Dalam Hadist Nabi Juga dimuat (dijelaskan) tentang kejujuran, antara lain adalah ;
1. Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud RA
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه عن النبي صلعم قال : ان الصدق يهدى الى البر وان البر يهدى الى الجنة وان الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا ان الكذب يهدى الى الفجور وان الفجور يهدى الى النار وان الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا { متفق عليه }
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW, Beliau bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan(kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam Hadist Nabi Juga dimuat (dijelaskan) tentang kejujuran, antara lain adalah ;
1. Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud RA
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه عن النبي صلعم قال : ان الصدق يهدى الى البر وان البر يهدى الى الجنة وان الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا ان الكذب يهدى الى الفجور وان الفجور يهدى الى النار وان الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا { متفق عليه }
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW, Beliau bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan(kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
2. Hadist dari Abi Muhammad Hasan bin
Ali bin Abi Thalib RA
عن ابى محمد الحسن بن على بن ابى طالب رضي الله عنهما قال : حفظت من رسول الله صلعم دع ما يريبك الى ما لا يريبك , فان الصدق طمأنينة والكذب ريبة { رواه الترمذى}
Artinya:
Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA, Ia berkata; Saya hafal (hadist) dari Nabi SAW, “ Tinggalkan sesuatu yang meragukan pada sesuatu yang tidak meragukan, maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan(hati) dan dusta adalah keraguan(hati)”. (HR Turmudzi)[2]
عن ابى محمد الحسن بن على بن ابى طالب رضي الله عنهما قال : حفظت من رسول الله صلعم دع ما يريبك الى ما لا يريبك , فان الصدق طمأنينة والكذب ريبة { رواه الترمذى}
Artinya:
Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA, Ia berkata; Saya hafal (hadist) dari Nabi SAW, “ Tinggalkan sesuatu yang meragukan pada sesuatu yang tidak meragukan, maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan(hati) dan dusta adalah keraguan(hati)”. (HR Turmudzi)[2]