Selasa, 27 November 2012

Dinamika Pemikiran Ilmu Kalam


Makalah Ilmu Kalam
Dinamika Pemikiran  Ilmu Kalam



Kata Pemgantar  

            Puji syukur kami ucapkan kehadrat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunianya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini . tidak lupa ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan panduan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah Ilmu Kalam ini. Dengan adanya makalah ini dapat membantu Rekan-rekan kami dan menambah sedikit pengetahuan kami dalam ilmu kalam .
            Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. 
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan diberkai ilmunya.
           



Tulungagung, 12-10-2011

Kelompok 6






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB  I     PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B.     Rumusan masalah  ................................................................................. 1
C.     Tujuan Pembahasan ............................................................................... 2
BAB II    PEMBAHASAN  ....................................................................................... 3
A.      Pengertian Ilmu Kalam ......................................................................... 3
B.      Nama-nama ilmu kalam dan sebab penamaanya ................................... 3
C.      Obyek ilmu kalam  ................................................................................ 5
D.      Sumber-sumber ilmu kalam  .................................................................. 5
E.       Manfaat Ilmu kalam .............................................................................. 8
F.       Sejarah timbulnya ilmu kalam  .............................................................. 9
BAB III   KESIMPULAN / PENUTUP................................................................... .. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12


















BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Ketika kita berbicara mengenai ilmu kalam, seharusnya mengetahui hakekat dan faedah ataupun keutamaan dari ilmu tersebut. Sebab bagaimana mungkin kita sebagai umat muslim kita menyerukan kebenaran islam tidak mempunyai ilmu ataupun dasar pemahamanya.
            Dinyatakan ilmu lebih utama dari ibadah, lebih utama pula dari pada  jihat. Bahwasanya ilmu yang dikehendaki  oleh isla adalah ilmu dunia dan akhirat, ilmu ketuhanan, ilmu tentang kehidupan, ilmu eksperimental dan semua cabang yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan.
            Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan keimanan umat islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan tuhan  yang ada dalam alqur’an, hadist, ucapan sahabat yang mendengar langsung perkataan nabi dan lain sebagainya, sudah cukup namun tatkala masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut tidak begitu berperan,sebab tidak semua orang menyakini kebenaran alqur’an dan beriman kepadanya karenanya diperlukan lagi  interprestasi akal terhadap dalil yang sudah dalam alqur’an tersebut untuk menjelaskannya.
            Kami berharap dengan tulisanya materi ilmu kalam ini dapat memberikan efek positif kepada kita yang tengah menjalani mata kuliah ilmu kalam ini dengan pembahasan yang sederhana ini mudah-mudahan dapat membantu kita dalam menjalani hidup dan kehidupan beragama kita sekarang hingga akhir nanti

B.   Rumusan Masalah
      1.   Apa pengertian ilmu kalam ?
      2.   Apa saja nama-nama ilmu kalam dan sebab-sebab penamaannya?
3.   Apa obyek pembahasan ilmu kalam ?
4.   Apa saja sumber ilmu kalam ?
5.   Apa manfaat ilmu kalam ?
6.   Bagaimana sejarah ilmu kalam?


C.   Tujuan Masalah
       1.  Memahami pengertian ilmu kalam ?
       2.  Menngerti  nama-nama ilmu kalam dan sebab-sebab penamaannya?
       3.  Mengetahui obyek pembahasan ilmu kalam ?
       4.  Mengetahui sumber ilmu kalam ?
5.  Mengerti  manfaat ilmu kalam ?
6.  Menetahui sejarah ilmu kalam?



























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu Kalam
            Secara harfiah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya tuhan ( Allah ) dan membicarakan tentang rosul-rosul tuhan[1].
            Secara istilah, Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keppercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan–kepercayaan aliran golongan salaf dan Ahli Sunah[2]. Menurut al-farabi ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berdasarkan doktrin islam[3]. Apabila memperhatikan definisi ilmu kalam diatas terdapat perbedaan dan persamaannya. Kedua tokoh ulama tersebut sama-sama membahas tentang ketuhanan. Jika ibnu khaldun lebih membahas dari segi argumentasi logika / filsafat , sedangkan Al-farabi lebih membahas tentang dzat dan sifat Allah berdasar kan doktrin islam. Jadi bisa disimpulkan bahwa ilmu kalam itu adalah ilmu yang membahas tantang dzat dan sifat Allah  dengan cara argumentasi logika/ filsafat  berdasarkan doktrin islam.
B.    Nama-nama ilmu kalam dan sebab – sebab penamaanya
Ilmu kalam mempunyai beberapa nama dan penamaan itu muncul sesuai dengan  aspek pembahasan yang ditonjolkan oleh pembahas yang memberikan nama tersebut.
1.      Ilmu Tauhid
          Ilmu tauhid menurut Syekh Muhammad Abduh adalah ilmu yang membahas wujud Allah, sifat-sifat yang wajib bagiNya, Sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali wajib ditiadakan dari-Nya. Juga membahas tentang Rosul-rosul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib pada dirinya, hal-hal yang jaiz dihubungkan  pada diri mereka ,dan hal-hal yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.
Sebab dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasan nya dititik beratkan keesaan Allah SWT.
2.      Ilmu Usuluddin
Ilmu usuluddin ialah yang membahas tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil –dalil yang qot’i  (Alqur’an  dan Hadist Mutawatir)  dan dalil-dalil akal pikiran
Sebab dinamakan Ilmu Usuluddin karena Obyek pembahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah eserisial dalam ajaran islam .
3.      Ilmu Kalam
Ilmu kalam ialah ilmu yang  berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayan  Salaf dan Ahli sunah.
Sebab dinamakan ilmu kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistensi Tuhan dan hal-hal  yang berhubugan denganNya, menggunakan argument filosofi , logika atau mantik.
4.   Ilmu Teologi
Teologi diambil dari bahasa inggris “theology” menurut William Ockham Resse . “Theology to be a discipline resting on revealed truh and dependent of both philosophy and science”.[4]
Sebab dinamakan ilmu teologi karena pembahasannya mencakup persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan,iman,kufur dan hal-hal pokok lainnya sebagaimana tercakup dalam rukun iman.
        5.   Ilmu hakikat
Ilmu hakikat ialah ilmu sejati karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu, sehingga dapat menykini akan kepercayaan yang benar (hakiki)
6.   Ilmu Ma’rifat
          Sebab dinamakan ilmu ma’rifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui benar-benar tentang Allah dan segala sifat-sifat  Nya  dan dengan  keyakinan teguh. Keykinan ini pada gilirannya akan membawa kepada keykinan terhadap adanya malaikat, kitab, nabi dan rosul, hari akhir dan melahirkan kesadaranakan tugas dan kewajiban terhadap sang khalik.[5]


C.    Objek Ilmu Kalam
          Sejumlah disiplin ilmu pengetahuan hanya memiliki satu objek pembahasan. Matematika contohnya. Objek pembahasannya hanya berkisar pada bilangan. Artinya, semua permasalahan dan premis-premis dalam disiplin ilmu ini hanya membahas tentang hukum-hukum bilangan, tidak lebih. Akan tetapi, bukan berarti ini sebuah keharusan bahwa setiap disiplin ilmu harus memiliki tema pembahasan tunggal. Ilmu Kalâm termasuk ilmu-ilmu yang memiliki lebih dari satu obyek pembahasan; terkadang membahas tentang Tuhan, sifat-sifat-Nya, Kiamat, dan terkadang membahas tentang para nabi, dan lain sebagainya.
Obyek ilmu Kalâm sama sekali tidak menentukan permasalahan-permasalahannya. Tujuan dan tugas-tugas yang kita sebutkan di atas merupakan klasifikasi dan penentu bagi permasalahan disiplin ilmu Akidah (Kalâm)

D.    Sumber sumber Ilmu Kalam
Sumber-sumber ilmu kalam adalah berikut ini
1.      Al-qur’an
Sebagai sumber ilmu kalam, Al-qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah
a)          Q.S Al-ikhlas (112): 3-4. Ayat ini menunjukan bahwa tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan,serta tidak ada satu pun di dunia ini yang tampak sekutu  (sejajar) dengan-Nya.
b)          Q.S Asy-Syura (42) : 7 . Ayat ini menunjukan bahwa tuhan tidak menyerupai apapun didunia ini . Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
c)          Q.S Al-Furqon (25): 59 . ayat ini menunjukkan bahwa tuhan yang Maha Penyayang bertahta diatas “Arsy” . Ia Pancipta langit,bumi dan semua yang ada di antara keduanya.
d)         Q.S Al-Fath(48) :10 . Ayat ini menunjukkan bahwa tuhan mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
e)          Q.S Thaha (20) : 39 .   Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata”  yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak , termasuk  gerakan hati  makhluknya-Nya .
f)           Q,S Ar-Rohman (55) : 27. Ayat ini menunjukan bahwa Tuhan mempunyai “wajah”  yang tidak akan rusak selama-lamanya.
g)          Q.S An-Nisa’ (4) :125. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama. Seseorang akan dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila telah melakukannya dengan ikhlas karena Allah .
h)          Q.S Luqman (31) : 22. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah disebut sebagai orang muhsin
i)            Q.S Ali Imron (3) :83. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah tempat kembali segala sesuatu, baik secar terpaksa maupun secara sadar.
j)            Q.S Ali Imron  (3) :84-85. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menurunkan petunjuk  jalan kepada para nabi.
k)          Q.S Al Anbiya (21): 92. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku ,ras , atau etnis , dan agama apapun adalah umat tuhan yang satu. Oleh sebab itu, semua umat , dalam kondisi dan situasi apapun , harus mengarahkan pengabdiannya hanya kepada-Nya.
l)            Q.S Al-Hajj (22) : 78 . Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin melakukukan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh akan dikatakn sebagai “jihad”  kalau dilakukannya hanya karena Allah SWT semata.
          Ayat-ayat diatas ayat diatas kaitan dengan dzat , sifat , asma, perbuatan tuntunan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan. Hanya saja, penjelasan rincinya tidak ditemukan . Oleh sebab itu, paraahli berbeda pendapat dalam menginterpretasikan rinciannya. Pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan itu disistematisasikanyang pada gilirannya menjadi sebuah ilmu yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.[6]
2.      Hadist
          Hadist Nabi pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam.  Seperti hadis tentang keimaan dan mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam[7]. Ada pula pada riwayat yang hanya sampai kepada sahabat. Diantaranya adalah hadis yang mengatakan bahwa umat islam akan terpecah  beberapa golongan. Oleh sebab itu, seringdikatakan bahwa hadis-hadis  seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat Nabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.
3.      Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini , baik berupa pemikiran umat islam sendiri  atau pemikiran yang berasal dari luar islam
Sebelum filsafat yunani masuk dan berkembang di dunia islam, umat islam sendri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-qur’an, terutama yang belum jelas artinya ( al-mustasyabihat). Dalam al-qur’an banyak sekali kata yang  belum jelas maknanya sperti kata ,tafakkar ,tafaquh, nadharr, tadabbar ,tadhakkar, fahima, aqala,ulu al-albab, ulu al-ilm,ulu al-abshar, dan ulu an-nuha. Semua ayat tersebut berkaitan langsung dengan anjuran motivasi, bahkan perintah kepada manusia untuk menggunakan rasio.
4.      Insting
          Secara ingsiatif, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh sebab itu, kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia  pertama.
          Abbas Mahmoud Al-Akkad, mengatakan bahwa sejak pemikiran pemujaan terhadap benda-benda alam berkembang, di wilayah-wilayah tertentu pemujaan terhadap benda -benda alam berkembang secara beragam . di mesir, masyarakatnya memuja  Totemisme.  Mereka mengangap suci terhadap burung elang, burung nasr, ibn awa ( semamacan anjing hutan), buaya, dan lain-lainya. Anggapan itu lalu berkembang menjadi pemujaan terhadap matahari. Dari sini  berkembang lagi menjadi percaya adanya keabadian dan balasan bagi amal perbuatan yang baik.
          Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara histories, ilmu kalam bersumber Al-qur’an , hadist , pemikiran manusia , dan insting . ilmu kalam adalah sebuah ilmu yang mempunyai objek tersendiri tersistematisasikan, dan mempunyai metodelogi tersendiri.
E.     Manfaat Ilmu Kalam
 Pertama, memaparkan Akidah sebuah agama. Hal ini disebabkan Ushûluddîn yang tertera dalam Al-Qur’an dan sabda-sabda nabi serta para Imam as, belum tersaji secara klasik dan tematik, sehingga setiap orang dengan mudah dapat memahami dan membetot Akidah dari sumber-sumber di atas tadi.
Al-Qur’an selain membahas masalah Akidah, juga membahas masalah-masalah lain, seperti politik, sejarah, sosial, budaya, masalah-masalah personal, hak-hak, fiqih, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penyimpulan dan penataan setiap kajian dan pembahasan, seperti Akidah, membutuhkan kepada kreasi dan upaya seorang agamawan, yang dalam bidang Akidah, tugas ini diemban oleh para mutakallim (pakar ilmu Kalâm).
Kedua, menjelaskan Akidah sebuah agama. Setelah seorang mutakallim menyajikan dan mengistimbathkan Akidah tersebut, tugas selanjutnya adalah menjelaskan, menginterpretasikan, mengenalisa, dan membuktikannya. Sebagai contoh, setelah mendapatkan dalil akan ke-Esaan Tuhan dalam teks dan literatur Islam (Al-Qur’an dan Hadis), ia harus berusaha membuktian keyakinan ini dengan argumentasi logis, sebagaimana ia juga harus menjelaskan dan membuktikan singkronisasi dan keserasian antara Akidah yang satu dengan yang lain, serta menetapkan bahwa tidak ada kontradiksi dan paradoksi di dalamnya.
Ketiga, membela Akidah sebuah agama, manjawab kerancauan-kerancauan dan kritikan-kritikan yang ada. Tugas lain yang diemban oleh seorang mutakallim adalah menjaga kehormatan Akidah dengan menangani dan menjawab pelbagai kritik dan sanggahan yang muncul dari para penentang agama.

F.     Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam
            Penentuan secara detail dan pasti sejarah munculnya ilmu Kalâm adalah masalah yang tidak mudah. Namun, tanpa diragukan lagi,  pada paruh ke dua dari abad ke-2 Hijriah permasalahan ilmu Kalâm, sepertiJabr Ikhtiâr, keadilan Tuhan, telah mencuat kepermukaan dan menjadi bahan kuliah dan kajian kaum Muslim kala itu. Orang pertama yang secara resmi membahasnya secara klasik adalah Hasan Bashri (wafat tahun 110 Hijriah). Seiring dengan bergulirnya masa, permasalahan ilmu Kalâm semakin meluas, sekte-sekte dan aliran-aliran bermunculan. Di antaranya Khawârij, Qadariyah, Mu'tazilah, jahmiyah, dan Murji`ah. Keyakinan setiap dari aliran ini dibahas dalam ilmu Milal wa Nihal, dan jelas, hal itu tidak bertalian dengan pembahasan kita sekarang.
            Dari sudut pandang yang berbeda bisa dikatakan, jika maksud dari ilmu Kalâm itu adalah penjelasan atau pemaparan secara argumentatif, maka cikal-bakal dan bibit tumbuh serta berkembangnya ilmu Kalâm adalah Al-Qur’an sendiri dan sabda-sabda Rasul serta para ma’shûm, khususnya Amirul Mukminin yang telah memapaparkan dan mengargumentasikannya.
Sebagaimana perkembangan dan meluasnya ilmu Kalâm ini juga berkat anjuran-anjuran Al-Qur’an dan sabda-sabda nabi yang selalu mengajak berpikir dan bernalar, serta melarang (mencela) taklid buta. Namun, selain faktor ini tadi, ada faktor-faktor signifikan lain yang membuat perkembangan yang sangat pesat dalam disiplin ilmu ini, di antaranya:
a. Adanya interaksi antara Islam dan pelbagai lapisan masyarakat yang memiliki    akar dan kerangka berfikir yang beraneka-ragam.
b. Adanya pengikut-pengikut agama lain yang hidup berdampingan dengan  Islam dan muslimin, seperti Yahudi, dan Kristen. Kondisi semacam ini sangat menuntut kewaspadaan dan kesiagaan muslimin dalam menjaga Akidah dan keyakinan mereka.
c. Munculnya kelompok Zindîq dalam dunia Islam yang selalu memancing dan membuka front dengan muslimin di setiap masa dan      
BAB III
KESIMPULAN/ PENUTUP
1.      Ilmu kalam itu adalah ilmu yang membahas tantang dzat dan sifat Allah  dengan cara argumentasi logika/ filsafat  berdasarkan doktrin islam.
2.      Ilmu kalam terdapat 6 nama yaitu :
a. Ilmu Tauhid
b. Ilmu Usuluddin
                c. Ilmu Kalam
                d. Ilmu Teologi
                e. Ilmu hakikat
                f. Ilmu Ma’rifat
3.   obyek ilmu kalam ialah semua hal yang mengenai ketuhanan ,kerosulan, sifat-sifat Tuhan, kiamat dan lain sebagainya.
4.   Sumber-sumber ilmu kalam ada 4 yaitu:
      a. Al-qur’an
      b. Hadist
      c. Pemikiran Manusia
      d. Insting
5.   Manfaat ilmu kalam
      a. Memaparkan Akidah sebuah agama
      b. Menjelaskan Akidah sebuah agama
      c. Membela Akidah sebuah agama
6.   Sejarah timbul Ilmu Kalam karena adanya factor yaitu :
a. Adanya interaksi antara Islam dan pelbagai lapisan masyarakat yang memiliki    akar dan kerangka berfikir yang beraneka-ragam.
b. Adanya pengikut-pengikut agama lain yang hidup berdampingan dengan  Islam dan muslimin, seperti Yahudi, dan Kristen. Kondisi semacam ini sangat menuntut kewaspadaan dan kesiagaan muslimin dalam menjaga Akidah dan keyakinan mereka.
c. Munculnya kelompok Zindîq dalam dunia Islam yang selalu memancing dan membuka front dengan muslimin di setiap masa dan waktu.
Alhamdulilah makalah ini dapat kami selesaikan dengan tiada hambatan yang berarti. Terima kasih kami sampaikan seluruh pihak yang membantu sehingga makalah ini selesai, khususnya kepada bapak dosen pembimbing. Kepada teman-teman Mahasiswa kami sampaikan terimakasih dan kompak selalu , semoga karya ini bermanfaat untuk kita semua. Amin





























DAFTAR PUSTAKA

1.DR. Abdul Rozaq M. Ag, DR. Rosihon Anwar . M.Ag, ilmu kalam , poustaka    setia(Bandung ; 2000)
2. Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, CV. Pustaka Setia ( Bandung
3. Wiliam L. Resse, “Dictionary of philosophy and religion, humanties Press Ltd , (USA; 1980)
4. A. Hanafi M.A, Teologi Islam, Bulan Bintang ( Jakarta ; 1979)





[1] A. Hanafi M.A, Teologi Islam, Bulan Bintang ( Jakarta ; 1979) P. 10
[2] A. . Hanafi M.A, Teologi Islam, Bulan Bintang ( Jakarta ; 1979) P. 10
[3] DR. Abdul Rozaq M. Ag, DR. Rosihon Anwar . M.Ag, ilmu kalam , poustaka setia (Bandung ; 2000) P.15
[4] Wiliam L. Resse, “ Dictionary of philosophy and religion, humanties Press Ltd , (USA; 1980) P. 28
[5] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, CV. Pustaka Setia ( Bandung ;-) P !3-17
[6] DR. Abdul Rozaq M. Ag, DR. Rosihon Anwar . M.Ag, ilmu kalam , poustaka setia (Bandung ; 2000) P.15-16
[7] DR. Abdul Rozaq M. Ag, DR. Rosihon Anwar . M.Ag, ilmu kalam , poustaka setia (Bandung ; 2000) P. 17-20
oooolalalla

Tidak ada komentar:

Posting Komentar